Kamis, 01 Desember 2011

Semarak Pekan Pesona Budaya Sarolangun 2011

Geliat memajukan SMA Negeri 4 Sarolangun tahun ini tidak hanya dilakukan dengan mengetengahkan pembelajaran yang lebih bersifat kurikuler, tetapi juga dilakukan dengan keikutsertaan para siswanya pada kegiatan-kegiatan non kurikuler.

Semarak pekan pesona budaya dalam menyambut Ultah kabupaten Sarolangun ke 12 tahun ini pun menjadi salah satu pilihan siswa sekolah ini untuk dapat  menampilkan bakat-bakat yang mereka miliki, ujar Bu Sri Handayani, S.Pd, M.Pd selaku kepala sekolah ditengah-tengah breafing jelang keberangkatan siswa ke Sarolangun.  

Selanjutnya, menurut beliau, berbagai ajang yang ikut diperlombakan selama perayaan ultah Sarolangun sejak 25-28 Oktober 2011 seperti tari kreasi, keseniaan daerah, lomba lagu daerah, dan pemilihan Bujang Upik seyogyanya dapat dijadikan ajang untuk mengekplorasikan dan mengekspresikan bakat-bakat siswa yang selama ini sudah dalam pembinaan guru-guru di sekolah.

Pada kegiatan lomba lagu daerah, Selasa 25/10/2011, Metri Yandi sebagai peserta putra dari SMA Negeri 4 Sarolangun berkesempatan membawa lagu “Kualo Sedu” dan “Dagang Menumpang”. Sedangkan dari mikrofon putri, Nurul Sholikhah dengan lantun suaranya membawakan lagu “Sarolangun Batuah” dilanjutkan dengan lagu pilihan “Cik  Minah” 

Sedangkan pada ajang lomba tari kreasi daerah, tim tari sekolah ini turun menampilkan tarian “Motong Parah”. Tarian yang mengusung tema cerita rakyat motong parah (menyadap karet) ini terinspirasi dari kehidupan rakyat kecamatan Mandiangin yang rerata berkehidupan sebagai petani karet. Secara apik tarian ini diekplorasikan untuk menggambarkan bagaimana kehidupan masyarakat bertani dalam menunjang program “EMAS” pemerintah kabupaten Sarolangun. Tarian yang dikonsep tata oleh bu Suci Rawisyna, S.Sn dan bu Sri Sudewi ini kemudian berhasil keluar sebagai Juara 2, terpaut tiga poin dari pemilik Juara 1 yang diraih SMK Negeri 1 Sarolangun.

Pada kegiatan pemilihan Bujang Upik Sarolangun, SMA Negeri 4 Sarolangun yang mengirim lima peserta harus melewati pelbagai saingan yang menguras tenaga dan pikiran. Bagaimana tidak, lomba paling bergengsi pada Ultah Sarolangun ini meminta kesiapan peserta baik secara fisik maupun mental. Sesi penilaian pun menyangkut Brain, Behavior, dan Beautifull. Tak hanya disitu, schedule yang padat selama masa lomba menguras tenaga peserta yang selalu ingin tampil terbaik pada setiap babaknya.

Selesai melaksanakan tes tertulis pada Rabu pagi 26/10/2011, sekolah ini berhasil menyertakan empat pesertanya masuk pada babak 15 besar, untuk kemudian kembali bersaing pada Rabu malam (26/10/2011) untuk masuk ke babak 10 besar.

Photo: Randi Saimona (empat dari kiri) dan Bayu Wahyudi (dua dari kanan) di babak 15 besar

Malam itu, setiap peserta diminta menyampaikan visi dan misi mereka jika nanti terpilih menjadi Bujang atau Upik Sarolangun. SMA Negeri 4 Sarolangun yang diwakili Randi Saimona, Ela Susanti, Bayu Wahyudi, dan Pari Yasi tampil memuaskan dengan performance casualnya. Tiga dari keempat pesertanya pun malam itu dinyatakan lolos masuk ke babak grand final yang akan dilangsungkan pada malam berikutnya.

Kami tidak memiliki banyak waktu luang untuk berkumpul bersama peserta cabang lainnya, ujar Pembina Bupik. Kami harus lebih reaktif dalam merespon jadwal dan mengakomodasi kebutuhan lomba, karena hingga Kamis malam, 27/10/2011 yang sekaligus merupakan malam puncak acara Ultah Sarolangun 2011, Bujang Upik SMA Negeri 4 Sarolangun beserta Bujang dan Upik dari sekolah-sekolah lainnya kembali disandingkan dengan kesiapan mereka mengkomunikasikan kelaikan mereka untuk dipilih sebagai Bujang dan Upik terbaik, lanjutnya.

Pada babak Grand Final, Kamis malam 27/10/2011, SMA Negeri 4 Sarolangun yang menyisakan tiga peserta masing-masing Randi, Bayu, dan Yasi kembali bersaing memperebutkan babak lima besar dan babak tiga besar. Yasi yang semula lolos masuk dalam kategori 3 besar pada akhirnya harus puas turun peringkat karena yang bersangkutan tidak dapat melanjutkan lomba dikarenakan sakit. Sedangkan Randi harus terhenti di urutan ke-4, diiringi Bayu yang terlebih dahulu tereliminasi dibabak sepuluh besar.

Tak hanya mengisi lomba-lomba pada tingkat sekolah, siswa-siswa SMA Negeri 4 Sarolangun juga ikut tampil dalam tim sanggar kesenian kecamatan Mandiangin pada selasa malam 25/10/2011. Bersama para tetua adat dan pelaku kesenian dari “Sanggar Kajang Kain” kecamatan Mandiangin, mereka berkolaborasi dalam mengisi malam tampilan kecamatan dengan tarian kain “Kromong” yang menjadi tarian khas Mandiangin. Sanggar kesenian ini pun berhasil keluar sebagai juara ke-2 mengungguli tujuh kecamatan lainnya.

Menilik pencapaian prestasi yang telah diraih para siswanya tersebut, bu Sri Handayani, S.Pd,M.Pd selaku kepala sekolah sangat menaruh apresiasi yang besar terhadap kesinambungan kegiatan serupa dimasa-masa yang akan datang. Kedepan, kita akan berlatih lebih giat lagi terutama dalam menggali unsur-unsur budaya lokal yang dapat kita kreasikan dengan potensi-potensi siswa di sekolah ini, sehingga mereka dapat menjadi jawara pada event-event serupa kedepanya, tandasnya.

Secara aplikatif, kedepannya OSIS akan merancang dan membangun kegiatan-kegiatan yang memiliki realibilitas dengan tuntutan yang diperlombakan, tanpa meninggalkan apa-apa yang telah kita jalani selama ini, sambung R.Onny Faspi, SH, selaku Pembina OSIS SMA Negeri 4 Sarolangun.

Akhirnya, kepala SMA ini turut menyampaikan rasa terima kasih beliau  kepada semua personil baik guru, staf dan karyawan, maupun Pembina kegiatan dan siswa yang telah berpartisipasi dalam menyukseskan kegiatan ini.


2 komentar:

  1. mudah2an tahun ni ado lgi jdi bupiknyo...dari sma 4 sarolangun,,,,,
    amiin..

    BalasHapus
  2. mudah2an bupik tahun ni dari sma n 4 sarolngn gi.. aminn,,,,

    BalasHapus